Pages

Subscribe:

Minggu, 18 September 2016

PENGENBANGAN BAHAN AJAR EVALUASI DAN REVISI

PENGENBANGAN BAHAN AJAR
EVALUASI DAN REVISI

Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksidari berbagai pihak terhadap bahan ajar yang anda kembangka. Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar anda, dan menjadikan bahan ajar anda lebih berkualitas.
Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektivitas bahan ajar yang anda kembangan. Apakah bahan ajar yang anda kembangkan memang dapat digunakan untuk belajar- dimengerti, dapat dibaca dengan dengan baik, dan dapat membelajarkan siswa? Disamping itu, evaluasi juga dperlukan untuk memperbaiki bahan ajar anda, sehingga menjadi bahan ajar yang baik.
Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar anda seperti tampak pada tabel berikut
Tabel 2.2 tahapan evaluasi bahan ajar
Telaah oleh ahli materi
Mintalah pendapat ahli materi(pakar bidang ilmu) atau rekan sejawad, tentang bahan ajar yang sudah anda kembangkan, terutama dari sisi validitas keilmuan, serta ketetapan cakupan.
Uji coba satu-satu
Mintalah salah seorang siswa atau calon siswa yang akan menjadi sasaran untuk sebagai pemakai bahan ajar anda untuk membaca bahan ajar anda, serta belajar menggunakan bahan ajar anda. Identifikasi kesukaran yang dihadapi siswa tersebut, serta komentar siswa terhadap keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan, dan tingkat kesukaran bahan ajar anda.
Uji coba kelompok kecil
Mintalah beberapa seorang siswa yang akan menjadi sasaran untuk pemakai bahan ajar anda untuk membaca bahan ajar anda, serta belajar menggunakan bahan ajar anda. Identifikasi kesukaran yang dihadapi kelompok siswa tersebut, serta komentar kelompok siswa terhadap keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan, dan tingkat kesukaran bahan ajar anda.
Uji coba lapangan
Lakukan uji coba dengan sekelompok siswa mungkin 1 kelas untuk belajar dengan menggunakan bahan ajar yang anda kembangkan. Proses belajar dilakukan sebagaimana rancangan yang sudah anda buat. Dari uji coba ini, diharapkan anda dapat memperoleh informasi tentang hal-hal berikut.
·         Apakah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan rancangan anda?
·         Apakah siswa mempunyai persepsi yang positif terhadap bahan ajar anda? Terhadap proses belajar menggunakan bahan ajar?
·         Apakah komponen bahan ajar dianggap memadahi oleh siswa? Apakah tes yang anda berikan sudah sahih dan terpercaya?

Dari setiap tahap evaluasi, komentar dan masukan yang diperoleh harusn segera diintegrasikan dalam proses perbaikan bahan ajar. Dengan demikian bahan ajar untuk tahap 2 merupakan perbaikan dari tahap 1, bahan ajar untuk tahap 3 merupakan perbaikan dari tahap 2, da seterusnya. Setelah tahap 4, bahan ajar diperbaiki lagi untuk terakir kalinya, sehingga diperoleh bahan ajar yang final, yang siap untuk digunkan dalam proses pembelajaran mata pelajaran anda.
Perbaikan bahan ajar yang mungkin anda lakukan berdasarkan masukan dari hasil evaluasi, antara lain:
·         Menghilanhkan bagian- bagian (contoh, uraian, latihan, ilustrasi, signpost, dll) yang dianggap tidak perlu.
·         Memperluas penjelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik  yang dianggap masih kurang.
·         Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu.
·         Memilih bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah untuk dcerna siswa(tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek).
·         Memperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untukn meningkatkan keterbacaan.
·         Menambah analogi, ilustrasi, dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif.
·         Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan membantu siswa belajar.


Disamping itu, masih banyak lagi perbaikan yang dapat anda lakukan terhadap bahan ajar anda, baik secara umum, maupum khusus pada komponen-komponen tertentu dalam bahan ajar. Perlu diingat bahwa perbaikan pada komponen satu harus diikuti oleh perbaikan dan penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar yang utuh dan terpadu.

Minggu, 21 September 2014

Dampak pemanasan global & Pengendalian pemanasan global

A. Dampak pemanasan global

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

Teologi Hubungan Manusia dengan Alam

Teologi Hubungan Manusia dengan Alam

Berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup global maupun nasional, jika dicermati, sebenarnya berakar dari pandangan manusia tentang alam dan lingkungannya. Perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap alam itulah yang mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksploitasi intensif (berlebihan) terhadap sumberdaya alam yang akibatnya ikut memacu  terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. Padahal lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan tumbuhan termasuk manusia

PENGERTIAN ANANIAH, GHADAB, HASAD, GHIBAH DAN NAMIMAH

A.    Ananiah (egoisme)
Ananiyah berasal dari kata ana artinya ‘aku’, Ananiyah berarti ‘keakuan’. Sifat ananiyah ini biasa disebut egoistis yaitu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Sikap ini adalah sikap hidup yang tercela, karena cenderung berbuat yang dapat merusak tatanan pergaulan kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari penyakit mental ini dapat diketahui dari sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutamakan kepentingan dirinya diatas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan orang lain.
Memanglah manusia ini dilahirkan sebagai individu yang bebas dan unique. Perangai mendahulukan diri terhadap orang lain ini kenyataannya memang perlu, jika manusia ingin terus wujud di dunia ini. Hak mendahulukan diri ini pun diakui dan dibenarkan oleh Allah SWT, namun ada tempat dan batasnya. Hak ini, yang biasa disebut hak-hak pribadi (privacy), jelas diakui sepenuhnya oleh Allah SWT.

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar
            A.        Pengertian Diagnosis
            Diagnosis merupakan istilah teknis (terminology) yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (1955:530-532), diagnosis dapat diartikan sebagai:
(1)               Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang di alami seseorang dengan melalui pengujin dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya (symptons);
(2)               Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
(3)               Keputusan yang dicapai yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat kita maklumi bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implicit telah tersimpul pula konsep prognosisnya. Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnostic bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga menimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan (predicting) kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.[1]

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERIODE ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH

1.         Pertumbuhan dan Perkembangan
a)      Pertumbuhan
Definisi pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses kematangan fungsi-fungsi jasmanisebagai akibat dari adanyapengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnya keadaan jasmaniah  (fisik) yang terus menerus dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan.[1]
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan.
Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya.
Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.

Rabu, 10 April 2013

TEORI BELAJAR KOGNITIFVISME

TEORI BELAJAR KOGNITIFVISME

Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan aktivitas pokok dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan.
Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori belajar yaitu teori belajar aliran behavioristik dan teori belajar kognitif. Teori belajar behavioristik menekankan pada pengertian belajar merupakan perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar adalah sesuatu yang dapat diamati dengan indra manusia langsung tertuangkan dalam tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriono (1991: 121) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.