Minggu, 21 September 2014
Dampak pemanasan global & Pengendalian pemanasan global
A. Dampak pemanasan global
Teologi Hubungan Manusia dengan Alam
Teologi Hubungan Manusia dengan Alam
Berbagai kasus kerusakan lingkungan yang
terjadi baik dalam lingkup global maupun nasional, jika dicermati, sebenarnya
berakar dari pandangan manusia tentang alam dan lingkungannya. Perilaku manusia
yang tidak bertanggungjawab terhadap alam itulah yang mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya
kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia
yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksploitasi intensif
(berlebihan) terhadap sumberdaya alam yang akibatnya ikut memacu
terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. Padahal
lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan
tumbuhan termasuk manusia
PENGERTIAN ANANIAH, GHADAB, HASAD, GHIBAH DAN NAMIMAH
A. Ananiah (egoisme)
Ananiyah berasal dari kata ana artinya ‘aku’, Ananiyah berarti ‘keakuan’. Sifat ananiyah ini biasa disebut egoistis yaitu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Sikap ini adalah sikap hidup yang tercela, karena cenderung berbuat yang dapat merusak tatanan pergaulan kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari penyakit mental ini dapat diketahui dari sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutamakan kepentingan dirinya diatas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan orang lain.
Memanglah manusia ini dilahirkan sebagai individu yang bebas dan unique. Perangai mendahulukan diri terhadap orang lain ini kenyataannya memang perlu, jika manusia ingin terus wujud di dunia ini. Hak mendahulukan diri ini pun diakui dan dibenarkan oleh Allah SWT, namun ada tempat dan batasnya. Hak ini, yang biasa disebut hak-hak pribadi (privacy), jelas diakui sepenuhnya oleh Allah SWT.
Ananiyah berasal dari kata ana artinya ‘aku’, Ananiyah berarti ‘keakuan’. Sifat ananiyah ini biasa disebut egoistis yaitu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Sikap ini adalah sikap hidup yang tercela, karena cenderung berbuat yang dapat merusak tatanan pergaulan kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari penyakit mental ini dapat diketahui dari sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutamakan kepentingan dirinya diatas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan orang lain.
Memanglah manusia ini dilahirkan sebagai individu yang bebas dan unique. Perangai mendahulukan diri terhadap orang lain ini kenyataannya memang perlu, jika manusia ingin terus wujud di dunia ini. Hak mendahulukan diri ini pun diakui dan dibenarkan oleh Allah SWT, namun ada tempat dan batasnya. Hak ini, yang biasa disebut hak-hak pribadi (privacy), jelas diakui sepenuhnya oleh Allah SWT.
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Konsep
Dasar Diagnostik Kesulitan
Belajar
A. Pengertian Diagnosis
Diagnosis merupakan istilah teknis
(terminology) yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen
(1955:530-532), diagnosis dapat diartikan sebagai:
(1)
Upaya atau proses menemukan kelemahan
atau penyakit (weakness, disease) apa yang di alami seseorang dengan melalui
pengujin dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya (symptons);
(2)
Studi yang saksama terhadap fakta
tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan
sebagainya yang esensial;
(3)
Keputusan yang dicapai yang dicapai
setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta
tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat
kita maklumi bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implicit telah tersimpul
pula konsep prognosisnya. Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnostic bukan
hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang
dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga menimplikasikan
suatu upaya untuk meramalkan (predicting) kemungkinan dan menyarankan tindakan
pemecahannya.[1]
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERIODE ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH
1.
Pertumbuhan dan Perkembangan
a)
Pertumbuhan
Definisi pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses
kematangan fungsi-fungsi jasmanisebagai akibat dari adanyapengaruh lingkungan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnya keadaan jasmaniah (fisik) yang terus menerus dalam bentuk
proses aktif yang berkesinambungan.[1]
Pertumbuhan diartikan
sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan
atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum
tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas,
mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis
seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan
belajar atau pendidikan dan latihan.
Belajar atau
pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan
aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme
yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya.
Dengan demikian,
dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil
belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh
individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan
kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau
usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada
perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna).
Perubahan-perubahan
aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena
dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Langganan:
Postingan (Atom)